Berikut beberapa saran yang bisa teman-teman pertimbangkan

1. Cari kota tujuan yang sudah masuk zona aman.

Bila kota tujuan sudah secara resmi membuka parisiwatanya, maka tentu segenap tindakan preventif menyebaran virus Corona sudah dipersiapkan pemerintahnya bekerja sama dengan penyedia wisata. Seperti disebutkan di atas, Jogja sudah resmi membuka daerah beserta beberapa obyek wisatanya untuk dikunjungi. Kita bisa dapat info tersebut dari website pemerindah daerah ataupun liputan media elektronik lainnya. Nah, karena kami memutuskan untuk membawa kendaraan pribadi supaya tidak kontak dengan orang banyak, maka tujuan perjalanan haruslah yang masih sanggup dicapai sesuai ukuran kekuatan kami berkendara sendiri yaitu Jawa Tengah dan sekitarnya. Kami berpikir lebih aman tanpa supir, namun apabila supir teman-teman sehat dan bersedia dipekerjakan maka tak ada salahnya dibantu mengendarai untuk jarak yang kita sendiri tak mampu.

Sore Hari Di Jogja

2. Pilih hari dan jam keberangkatan

Meski dengan kendaraan pribadi dirasa aman, namun tetap saja kita bisa bertemu kerumunan orang di Rest Area.  Kita bisa siasati dengan berangkat sebelum subuh supaya tiba di Jogja saat jam makan siang, dengan demikian saat berhenti di rest area hanya untuk mengisi bahan bakar dan juga buang air. Pemilihan hari keberangkatan juga sangat berpengaruh secara signifikan. Strategi kami adalah berangkat di tengah minggu karena kondisi jalanan, rest area juga kota tujuan pasti  tidak seramai di akhir pekan

3. Pilih tempat penginapan yang instagrammable?

Boleh-boleh saja bila menabung feed di Instagram menjadi tujuan teman-teman berlibur. Pun sat ini banyak hotel memberikan potongan harga yang lumayan untuk menarik wisatawan. Namun, efek safety harus menjadi pertimbangan utama ya. Silakan ditanyakan kepada hotel yang kita incar, bagaimana mereka menjaga protokol kesehatannya. Saat itu, kami memilih hotel GAIA Cosmo salah satunya karena tidak berlantai karpet sehingga yakin dengan disinfeksi lantainya sebelum kamar kami gunakan. Bukaan jendela yang besar agar tidak lembab juga menjadi pertimbangan. Kalau membawa kendaraan sendiri tentu bisa membawa bedcover, seprai dan bantal guling sendiri. Untuk membersihkan kamar, sebelum menggunakannya kita bisa mengelap sendiri permukaan meja, kursi atau handle-handle pintu. Kemudian apabila kita stay untuk waktu yang tidak terlalu lama dan kondisi kamar tidak terlalu kotor, boleh juga membersihkan kamar sendiri sekedarnya setiap hari tanpa bantuan visit dari cleaning service.

Pilih Hotel yang sudah melakukan protokol kesehatan

4. Saat hendak makan di tempat favorit

Beberapa tujuan kuliner di Jogja sudah menjadi target kami, tapi apa daya bila parkirannya saja sudah dipenuhi mobil-mobil maka lebih baik kami mengurungkan niat dan memilih tempat lain yang sepi. Toh, masih bisa pesan menu-menu makanannya dengan ojek online ke kamar hotel apabila sudah pingiiinn sekali, secara  peralatan makan tidak lupa dibawa. Bakmi Jawa Harjo Geno Prawirotaman kesukaan kami adalah pengecualian! Gofood tidak memungkinkan karena antriannya yang mencapai satu setengah jam! Akhirnya kami stand by di lokasi 15 menit sebelum Pak Geno mulai buka. Yaps! Ini cara ampuh sekali ternyata, kangen terobati, bebas nambah berapapun dan tetap aman karena belum banyak pengunjung lain. Strategi lain untuk tempat makan lain yang super duper ramai seperti Sate Klathak Pak Pong atau Gudeg Mbarek Bu Amad adalah datang di luar jam makan siang / malam. Makan pun bisa lebih nikmat karena restaurant tidak terlalu penuh.

Wisata Kuliner Aman

5. Ke tempat keramaian?

Tenang, ini masih kami hindari kok. Galeri yang kami kunjungi hanya berisi 2 pengunjung = saya dan suami! Hahaha..justru nikmat sekali, karena bisa puas memandangi karya seni yang dipamerkan dan berfoto-foto tanpa banyak orang masuk ke dalam frame. Kemarin itu pingin sekali deh rasanya ke Pantai Gunung Kidul yang indah sekali atau ke Gunung Api Purba Nglanggeran sambil makan Soto Mbak Djam setelahnya. Meski sudah dibuka oleh pemerintah namun niat itu kami urungkan dulu deh di trip kali ini, nanti setelah situasi kondusif sih, sikaaat!

6. Perlengkapan sanitasi yang dibawa

Untuk berjaga-jaga, hand sanitizer harus selalu standby di tas bersama tissue basah. Bila perlu, bawa tissue alcohol untuk mengelap gagang pintu atau permukaan lainnya. Mandi setiap kembali dari bepergian dan masuk hotel dan tiduran di kasur adalah WAJIB! Oiya, karena sepanjang aktifitas di luar kamar hotel kami selalu memakai masker, jadi kami bawa masker banyak sekali. Per-orang butuh  4 masker per hari lho, mengikuti anjuran ahli kesehatan bahwa setiap 4 jam kita disarankan mengganti masker.

7. Belanja aman di mana ya?

Biasanya destinasi kami berbelanja di Jogja adalah seputaran Malioboro, Mirota, dan Beringharjo. Namun kali ini kami memutuskan untuk hunting gerabah dan perabotan kecil-kecil ke Kasongan. Benar saja, situasi cenderung sepi sehingga kita bebas memilih lho. Beberapa sentra pengrajin seperti Manding (produk dari kulit), Giriloyo (batik), Kasongan (gerabah), dan sentra bakpia atau oleh-oleh pangan lainnya yang tersebar di penjuru kota tentunya bisa jadi pilihan kita untuk berbelanja aman dan nyaman. Ditambah lagi, kita bisa lebih cepat membantu para pengrajin yang sudah tentu terkena dampak cukup berat di masa pandemi ini.

8. Rapid test/swab setelah tiba di kota asal

Nah, setelahnya jangan lupa test kembali ya, Bersyukur banget test aku non reaktif! Berarti tindakan pencegahan kemarin benar-benar berguna ya, meski belum bisa jalan-jalan ke semua spot favorit.

Okay girls, kalau sudah kepingin sekali berlibur mungkin kota-kota yang dekat dengan tempat tinggalmu bisa jadi pilihan. Asalkan kita berjaga-jaga baik untuk diri sendiri maupun orang lain, liburan singkat bisa menjadi aman, nyaman dan tentunya menyegarkan semangat untuk bekerja kembali sepulangnya. Have a safe & fun trip!

Share

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *